Analisis Vegetasi Tumbuhan Bawah Di Kawasan Hutan Lindung Kenagarian Padang Mentinggi, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman

Ayu Resti Andrea Suri, Solfiyeni Solfiyeni

Abstract

Penelitian mengenai analisis vegetasi tumbuhan bawah di kawasan hutan lindung Kenagarian Padang Mentinggi, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan struktur vegetasi tumbuhan bawah. Analisis vegetasi dilakukan dengan pembuatan transek sepanjang 120 m yang di tempatkan secara purposive sampling. Plot dibuat dengan berukuran 2x2 m, sebanyak 12 plot yang diletakkan secara sistematik berselang seling di sepanjang transek dengan jarak antar plot 8 m. Pada setiap plot dilakukan pengamatan terhadap jenis tumbuhan bawah dan jumlah individu masing-masing jenis serta dilakukan pengoleksian semua jenis untuk diidentifikasi di Herbarium Universitas Andalas (ANDA). Berdasarkan pengamatan dilapangan ditemukan kelompok tumbuhan bawah yaitu vegetasi dasar dan seedling, yang terdiri dari 26 famili. Vegetasi dasar memiliki 22 jenis dengan 246 individu, sedangkan seedling terdiri dari 15 jenis dengan 77 individu. Famili dominan adalah Melastomataceae dengan nilai 20,74%. Jenis yang paling dominan yaitu dari kelompok vegetasi dasar yang juga termasuk tumbuhan asing invasif adalah Clidemia hirta dengan indeks nilai penting 32,01%. Jenis yang paling sedikit ditemukan adalah Sarcandra glabra, Vitex pinnata, Coscinium fenestratum, Ficus villosa, Ficus sp., Syzgium sp. dan Breynia oblongifolia dengan indeks nilai penting 1,72%. Indeks keanekaragaman tumbuhan bawah di kawasan ini tergolong tinggi dengan nilai (H`= 3,18). Berdasarkan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa vegetasi dasar lebih banyak ditemukan dari pada anakan pohon (seedling) dan tumbuhan yang paling banyak mendominasi daerah penelitian ini dari kelompok tumbuhan invasif yaitu Clidemia hirta.

Keywords

Komposisi, struktur, tumbuhan bawah, transek

Full Text:

PDF

References

Asmaruf, M. A. 2013. Struktur dan Komposisi Vegetasi Manggrove pada Kawasan Tahiti Park Kota Bintuni. Skripsi. Fakultas Kehutanan, Universitas Negeri Papua, Manokwari.Andalas; Padang. FMIPA Universitas Andalas. Padang.

Aththorick, T. A. 2005. Kemiripan Komunitas Tumbuhan Bawah Pada Beberapa Ekosistem Perkebunan Di Kabupaten Labuhan Batu. Jurnal Komunikasi Penelitian. 17(1), 42-48

DJPSKL. 2015. Rencana Strategis 2015-2019 Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Indonesia.

Handayani AE, Zuhud AM, Junaidi DI, Zuhud AM. 2021a. Ecological risk assessment of potentially invasive alien plant species in Cibodas Biosphere Reserve, West Java, Indonesia. IOP Conf. Series: Earth and policy. IOP Conf Ser: Earth Environ Sci 533 (1). DOI: 10.1088/1755-1315/533/1/012017.

Hidayat, S. 2015. Komposisi Dan Struktur Tegakan Penghasil Kayu Bahan Bangunan di Hutan Lindung Tanjung Tiga, Muara Enim, Sumatera Selatan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-Lipi. Journal Manusia dan Limgkungan. 22 (2), 194-200.

Hilwan I, Mulyana D, dan Pananjung WD. 2013. Keanekaraaman jenis tumbuhan bawah pada Tegakan Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dan Trembesi (Samanea saman Merr.) di Lahan Pasca Tambang Batubara PT Kitadin, Embalut, Kutai Kartanagara Kalimantan Timur. Jurnal Silvikultur Tropika, 4(1):6–10.

Irwanto. 2010. Analisis Vegetasi Parameter Kuantitatif. UI Press. Jakarta.

Ismaini, L., Lailati, M., Rustandi, dan Sunandar, D. 2015. Analisis Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indo. 1(6): 1397-1402.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

Nomor : SK. 106/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/1/2018 tentang Pemberian Hak Pengelolaan Hutan Desa /Nagari Padang Metinggi seluas 3.485 Hektare Berada pada Kawasan Hutan Lindung di Nagari Padang Metinggi Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.

Maulidyna A, Alicia F, Agustin H N, Dewi IR, Nurhidayah I, Dewangga A, Kusumaningrum L, Nugroho GD, Jumari, Setyawan AD. 2021. Ulasan: Dampak ekonomi spesies invasif eceng gondok (Eichornia crassipes): Studi kasus Danau Rawapening, Jawa Tengah, Indonesia. Lahan Basah Intl J Bonorowo 11 (1): 18-31. DOI: 10.13057/bonorowo/w110103.

Muller-Dombois, D and H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. John Wiley and Sons. New York.

Mukrimin. 2011. Analisis Potensi Tegakan Hutan Produksi di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Jurnal Hutan Masyarakat 6 (1), 67-72.

National Geographic Indonesia. (2019). Kepunahan Biodiversitas Tertinggi, Indonesia Peringkat Ke-6. https://nationalgeographic.grid.id/read/131833161/kepunahan-biodiversitas-tertinggi-indonesia-peringkat-ke-6 diunduh tanggal 18 Juli 2020 pukul 21:41.

Anggraini R. 2019. Pola Penyebaran Spasial Tumbuhan Asing Invasif Clidemia Hirta (L.) D. Don di Kawasan Hutan Raya Bung Hatta Padang Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Padang.

Soerianegara I, dan Indrawan A. 2008. Ekosistem Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Indonesia.

Simamora, J., Widhiastuti, R dan Pasaribu, N. 2015. Keanekaragaman Pohon dan Pole Serta Potensi Karbon Tersimpan di Kawasan Hutan Sekunder 30 Tahun dan Perkebunan Kopi di Telagah, Langkat. Saintia Biologi 55-60.

Solfiyeni. Mukhtar, E., Syamsuardi, and Chairul 2022b. Distribution of invasive alien plant species, Bellucia pentamera, in forest conservation of oil palm plantation, West Sumatra, Indonesia. Journal Biodiversitas. Vol 23: 3667-3674.

Tjitrosoedirdjo S.S., dan I. Mawardi. 2016. 75 Important Invasive Plant Species in Indonesia. SEAMEO BIOTROP. Bogor.

Windusari Y. 2012. Dugaan cadangan karbon biomassa tumbuhan bawah dan serasah di Kawasan Suksesi Alami pada area pengendapan Tailing PT. Freeport Indonesia. Sumatera Selatan. Biospecies. 5 (1) : 22-28.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.